MAKALAH ILMU KIMIA DASAR
ALKALIMETRI
KELOMPOK 10:
Azizah Ulfa (NIM: 142210727)
Mardia Rosa Nanda (NIM: 142210739)
Vivin Trinanda (NIM: 142210762)
PRODI : D-IV A GIZI
DOSEN PEMBIMBING :
Azizah,SKM
Yonaniko Dephinto,M.Si
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis
sehinnga penulis berhasil menyelesaikan makalah ilmu kimia dasar yang berjudul
“Alkalimetri”.
Makalah ini berisikan informasi tentang
pengertian alkalimetri dan prinsip alkalimetri. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kimia.
Penulis penyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaa makalah ini. Akhir
kata, penulis sampaikan terima kasih kepaada semua pihak yang berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aminn.
Padang, 20 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI.......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR.........................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar
Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan
Penulisan....................................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................... 2
A. Pengerian
Alkalimetri............................................................................. 2
B. Prinsip
Alkalimetri................................................................................. 3
C. Titik
Akhir
Titrasi................................................................................... 8
BAB III
PENUTUP............................................................................................ 9
A. Penutup................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reaksi asam-basa sering digunakan
untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau larutan basa. Penentuan itu
dapat dilakukan dengan cara meneskan larutan basa yang sudah diketahui
konsentrasinya atau sebaliknya. Dalam pembahasan makalah ini akan banyak
membahas tentang alkalimetri.
Alkalimetri yaitu penentuan kadar
asam dari semua contoh dengan menggunakan larutan baku standar serta indikator
pH yang sesuai.larutan baku standar ialah larutan yang konsentrasinya telah
diketahui dengan teliti dimana larutan ini setiap liternya mengandung sejumlah
gram equivalen tertentu. Larutan baku standar biasa digunakan sebagai titran,
sedangkankan larutan asam yang akan ditentukan kadarnya digunakan sebagai
titrat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Apakah pengertian alkalimetri?
2. Apakah prinsip alkalimetri?
3. Apakah titik akhir titrasi alkalimetri?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Untuk Mengetahui pengertian alkalimetri
2. Untuk mengetahui prinsip alkalimetri
3. Untuk mengetahui titik akhir titik akhir titrasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Alkalimetri
Alkalimetri adalah asam yang
terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah (asam bebas)
dengan suatu basa standard (larutan bakunya berupa basa).
(Jr, R A Day dan underwood, A L, kimia Analsia
kuantitatif, Erlangga, Jakarta,1986)
Alkalimetri merupakan suatu teknik
analisis untuk mengetahui kadar keasaman suatu zat dengan menggunakan larutan
standar basa. Basa yang digunakan biasanya adalah natrium hidroksida (NaOH).
Sebelum digunakan, larutan NaOH harus distandarisasi dahulu dengan asam oksalat
(H2C2O4). Hidroksida-hidroksida dari natrium, kalium dan barium umumnya digunakan
sebagai larutan standar alkalis (basa). Ketiganya merupakan basa kuat dan
sangat mudah larut dalam air. Pembuatan larutan standar alkalis dan amonium
hidroksida tidak dibenarkan, kecuali bersifat sebagai basa lemah, pada proses
pelarutan dilepaskan gas amonia (beracun).
Natrium hidroksida paling sering digunakan
karena murah dan kemurniannya tinggi. Oleh karena sifatnya yang sangat
higroskopis, maka diperlukan ketelitian pada proses penimbangan. Pada saat
penimbangan gunakan botol timbang bertutup untuk mengurangi kesalahan.
Standarisasi larutan NaOH dapat dilakukan dengan larutan asam oksalat sesuai
dengan reaksinya sebagai berikut:
NaOH (aq) +
H2C2O4 (aq) → Na2C2O4
(aq) + 2 H2O (l)
B. Prinsip Alkalimetri
Titrasi alkalimetri adalah suatu proses
titrasi untuk penentuan konsentrasi suatu asam dengan menggunakan larutan basa
sebagai standar. Reaksi yang terjadi pada prinsipnya adalah reaksi netralisasi,
yaitu pembentukan garam dan H2O netral (pH = 7) hasil reaksi antara H+ dari
suatu asam dan OH- dari suatu basa.
Reaksi berlangsung stoikiometri apabila
mgrek pentitrasi sama dengan mgrek titran, saat ini disebut dengan titik
ekivalen. Dalam praktek kondisi ini tidak bisa dilihat secara visual tetapi
dapat dilihat dengan bantuan indikator (asam-basa) yang mempunyai warna yang
spesifik pada ph tertentu. Seperti indicator phenolftalein (pp) akan berwarna
pink pada ph 8,3-10. Saat tercapainya perubahan warna pada titran disebut
dengan titik titrasi.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa
prinsip titrasi asam-basa adalah reaksi penetralan antara asam dengan basa atau
sebaliknya, maka untuk dapat melakukan titrasi ini, kita terlebih dahulu harus
memahami konsep teori asam-basa, macam-macam reaksi penetralan dan indicator
yang dapat dipakai pada titrasi ini, sebagai berikut:
Konsep teori asam-basa:
a. Menurut Archenius (akhir abad ke-19)
Asam adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan melepaskan
H+ sebagai satu-satunya ion positif.
Contoh: HCl,
HNO3, CH3COOH, dan lain-lain.
HCl merupakan
asam kuat, dimana dalam air akan terdisosiasi sempurna:
HCl
H+
+ Cl-
H+
+
H2O
H3O+
Dari reaksi
ini terlihat bahwa H+ tidak terdapat bebas dalam air melainkan terikat pada
molekul H2O (kelemahan teori Archenius).
Basa adalah
suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam air, akan melepaskan ion OH-.
b. Menurut Bronsted dan Lowry
Asam adalah suatu senyawa yang dapat memberikan proton, disebut sebagai
donor proton. Basa adalah suatu senyawa yang dapat menerima proton, disebut
sebagai akseptor proton.
Asam
proton + Basa konjugasi
A
H+ + B
Jadi suatu
asam dapat berbentuk:
·
Molekul, misalnya: H2SO4, HCl, CH3COOH
·
Anion, misalnya: HSO4-, H2PO4-, CH3COO-,COO-
·
Kation, misalnya: NH4+, C6H5NH3+, Fe (H2O)3+
Suatu basa
juga dapat berbentuk:
·
Molekul, misalnya: NH3, C2H5NH2, H2O
·
Anion, misalnya: CH3COO-, OH-, HPO4-2, C2H5O-
·
Kation, misalnya: Fe (H2O)5 (OH)2+
Reaksi ini
hanya terjadi bila ada suatu basa yang dapat menerima proton dari asam:
A1
B1 + H+
B2
+
H+
A2
A1
+
B2
A2 + B1
A1- B1 dan
A2- B2 adalah pasangan-pasangan konjugasi asam-basa. Perpindahan proton terjadi
dari A1 ke B2 atau dari A2 ke B1. Asam kuat melepaskan proton dengan segera
sedangkan basa kuat dapat menerima proton dengan segera pula.
c. Menurut G.N. Lewis
Asam adalah suatu senyawa yang dapat menerima sepasang electron bebas,
disebut sebagai akseptor pasangan electron bebas.
d. Menurut Boyle
Asam adalah suatu zat yang mempunyai daya
kemampuan melarutkan tinggi.
e. Menurut Roult
Basa adalah setiap zat yang bereaksi
dengan asam membentuk garam
Reaksi =
Basa +
Asam
Garam + H2O
f. Menurut Liebeg
Asam adalah senyawa yang mengandung H, yang dapat
digantikan oleh logam yang akan menghasilkan garam.
Contoh:
2HCl +
Na
NaCl + H2
Larutan standar
Alkalimetri kita menggunakan larutan standar untuk
menentukan konsentrasinya. Larutan standar adalah larutan yang dengan tepat
dapat diketahui konsentrasinya dan dipakai sebagai pereaksi.
Larutan
standar dapat digolongkan menjadi:
a. Larutan
standar primer
Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti untuk
menstandarkan suatu larutan.
Syarat-syarat
larutan standar primer:
-
Memiliki kemurnian yang tinggi
-
Mudah diperoleh dan dikeringkan
-
Mudah diperiksa kemurniannya
-
Tidak bersifat higroskopis, tidak mudah teroksidasi oleh udara
Contoh
larutan standar primer
Asam: H2SO4,
H2C2O4, C6H5COOH, (COOH) (COOK) C6H4.
Basa: Na2CO3,
MgO, Na2B4O7.
b. Larutan
standar sekunder
Larutan standar yang konsentrasinya dapat diketahui dengan menggunakan
larutan standar primer sebagai pembanding.
Contoh: NaOH,
KOH, KMnO4.
c. Larutan
standar tersier
Larutan standar yang konsentrasinya dapat diketahui dengan menggunakan
larutan standar sekunder sebagai pembanding.
Titrasi dan Indikator
Titrasi yaitu suatu proses penambahan suatu larutan dari dalam buret
secara sedikit demi sedikit sampai jumlah zat-zat yang dititrasi dengan yang
mentitrasi tepat menjadi ekivalen satu sama lain. Dalam hal ini, larutan ynag
berada di dalam buret atau larutan pentitrasi disebut titran, sedangkan larutan
yang akan ditetapkan kadarnya disebut analit. Hasil titrasi disebut titrat/
titer.
Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa:
Titrasi asam basa terbagi menjadi 5
jenis yaitu:
1. Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH →
NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- →
H2O
2. Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa lemah : NH4OH
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH →
NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH →
H2O + NH4+
3. Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat
Contoh :
- Asam lemah : CH3COOH
- Basa kuat : NaOH
Persamaan
Reaksi :
CH3COOH
+ NaOH →
NaCH3COO + H2O
Reaksi
ionnya :
H+
+ OH- →
H2O
4. Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2
Persamaan
Reaksi :
HCl
+ NH4BO2 →
HBO2 + NH4Cl
Reaksi
ionnya :
H+
+ BO2- →
HBO2
5. Titrasi Basa Kuat - Garam dari
Basa Lemah
Contoh :
- Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4
Persamaan
Reaksi :
NaOH
+ CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi
ionnya :
OH-
+ NH4- →
NH4OH
C. Titik Akhir Titrasi
Ketika menyelesaikan sebuah titrasi asam-basa yang sederhana, kamu
menggunakan suatu indikator untuk memberitahukanmu ketika kamu memiliki
perbandingan yang tepat dari asam dan basa yang dicampurkan untuk saling
"menetralkan" satu sama lain. Ketika terjadi perubahan warna
indikator, keadaan ini sering digambarkan sebagai titik akhir titrasi.
Pada dunia nyata, perubahan warna terjadi ketika kamu mencampurkan dua
larutan secara bersamaan pada perbandingan persamaan yang tepat. Pencampuran
tersebut dikenal dengan titik ekivalen.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Reaksi yang terjadi pada alkalimetri prinsipnya
adalah reaksi netralisasi, yaitu pembentukan garam dan H2O netral (pH = 7)
hasil reaksi antara H+ dari suatu asam dan OH- dari suatu
basa, maka untuk dapat melakukan titrasi ini, kita terlebih dahulu harus
memahami konsep teori asam-basa, macam-macam reaksi penetralan dan indikator
yang dapat dipakai pada titrasi ini.
Ketika menyelesaikan sebuah titrasi
asam-basa yang sederhana, kamu menggunakan suatu indikator untuk memberitahukan
ketika memiliki perbandingan yang tepat dari asam dan basa yang dicampurkan
untuk saling "menetralkan" satu sama lain. Ketika terjadi perubahan
warna indikator, keadaan ini sering digambarkan sebagai titik akhir titrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Scribd.asidialkalimetri.2010